JOMBANG,Suaradifabelmandiri Untuk menjadikan Jawa Timur, sebagai provinsi ramah difabel, Achmad Fathul Iman merancang Peraturan Desa (Perdes) tentang Disabilitas di Kabupaten Jombang.
Hal ini dipaparkan Iman selaku duta aktivis difabel Indonesia
dalam forum se Asia Pasifik bertajuk ChangemakerXchange 2019, yang diogelar 1-5
Oktober 2019 di City Beach Resort Singapura. Pertemuan tersebut dihadiri 20
aktivis dari 15 negara termasuk Indonesia.
“Masih
banyak sekali kepala desa yang bersimpati terhadap disabilitas namun tidak
memiliki pengetahuan pemberdayaan difabel dan penggunaan anggaran khusus
disabilitas. Ini perlu adanya payung hukum peraturan bupati,”kata Iman.
Sepulangnya dari pertemuan tersebut, Iman berupaya menyampaikan
ke Pemkab Jombang, melalui Bappeda & Komisi D DPRD Jombang. Harapannya,
atensi terhadap kepentingan difabel Jombang, makin diperhatikan dalam kebijakan
APBD 2020.
“Kita
terus dorong pemerintah agar lebih ramah disabilitas, baik dari akses public
dan peraturan,”tandas guru SMA LB Muhammadiyah & Pesantren La Raiba
Hanifida ini, Selasa (8/10/2019).
Pendiri Suara Difabel Mandiri dan difabelmall.com ini
menceritakan, dalam ChangemakerXchange 2019, dibeberkan problem & rencana
aksi yang dihadapi difabel di Asia Pasific.
Pemerintah
daerah, masih banyak yang belum memihak kaum disabilitas. Pengusaha,
pemerintah , masyarakat yang mempunyai simpati terhadap difabel, tidak percaya
diri memperkerjakan difabel.
Ini merupakan PR Disnaker & Dinsos serta semua sektor untuk
lebih memberikan keterampilan kepada difabel dan meyakinkan perusahaan,
pemerintah, masyarakat agar bisa menerima difabel.
“Sesuai peraturan pemerintah minimal tiga persen
pekerja setiap sektor pemerintah dan perusahaan harus menerima pekerja
difabel,”ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Iman juga mengaku mendapatkan peluang
pemasaran produk difabel Indonesia ke pasar internasional melalui jejaring di
Singapura, Thailand & India. “Wakil dari Singapura sangat terbuka menerima
dan membantu memasarkan produk difabel Indonesia,”terangnya.
Begitu juga dengan wakil dari Pakistan Abdul Qodir (tuna
netra) dan Wamiq (Tuli). Keduanya pendiri aplikasi deaftawk yang merupakan
aplikasi bahasa isyarat. Mereka mendapatkan kesempatan mengembangkan bisninya
di Singapura selama sebulan dan bekerjasama dengan Huong Giang Yu,
pendiri SCDeaf (komunitas bahasa isyarat dari Vietnam.
Iman merupakan alumni beasiswa YSEALI dalam bidang Social
Entrepreneurship and Economic Development di Kampus University of Connecticut
and Peace University Amerika Serikat (AS) pada 2015.
Pada November 2015, Iman diundang President AS Barrac Obama
sebagai salah satu wakil Indonesia di forum YSEALI Summit di Kuala Lumpur
Malaysia yang berbarengan dengan agenda pertemuan ASEAN -USA Summit Pada 2016.
Iman bersama timnya masuk lima besar documentary movie Eagle Awards
di TV Swasta Nasional dalam memperjuangkan kesehatan reproduksi difabel.