google.com, pub-5131649008171023, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Connect with us

Suara Difabel Mandiri (SDM)

Tantangan dan Peran Orangtua dalam Menghadapi Kehidupan dengan Anak Penyandang Disabilitas

Aneka ragam disabilitas

Artikel

Tantangan dan Peran Orangtua dalam Menghadapi Kehidupan dengan Anak Penyandang Disabilitas

Kehidupan orangtua yang memiliki anak penyandang disabilitas sering kali diwarnai oleh berbagai tantangan dan stigma masyarakat. Stigma bahwa perkataan anak kecil hanyalah omong kosong belaka dapat membuat anak sulit membela diri di tengah derita. Ketika seorang dokter menyampaikan bahwa anak yang dikandung menghadapi disabilitas, banyak orangtua yang merasa cemas dan panik. Beberapa mungkin menganggap opsi aborsi sebagai solusi, mempertimbangkan faktor finansial, kesiapan keluarga, dan kesehatan ibu.

Tidak jarang janin dengan kelainan tidak terdeteksi selama kehamilan, baik karena kurangnya peralatan medis yang mendukung atau teknologi yang belum mampu mengidentifikasi secara akurat. Kelainan ini mungkin baru terlihat setelah anak berusia beberapa bulan, terkadang bahkan lebih lama jika pemahaman terhadap tumbuh kembang anak masih minim.

Ketika keluarga, kerabat, dan teman mengetahui bahwa anak yang dimiliki berbeda, sering kali dihadapi dengan berbagai komentar dan pandangan negatif. Di beberapa komunitas, terdapat stigma bahwa memiliki anak dengan disabilitas adalah sesuatu yang memalukan, menyebabkan anak hanya dikurung di dalam rumah.

Namun, Mahkama Konstitusi Republik Indonesia telah menegaskan bahwa negara berkewajiban memberikan perlindungan dan memenuhi hak para penyandang disabilitas. Perlindungan ini tidak hanya terfokus pada upaya melawan pelanggaran yang dilakukan negara, tetapi juga melibatkan tindakan yang dapat mengganggu hak mereka dari pihak non-negara.

Di sinilah peran orang tua menjadi krusial. Mereka perlu mengajarkan anak tentang kemandirian, keteguhan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Jika negara sudah berupaya, orang tua juga harus turut serta dalam mengubah stigma yang ada terhadap anak penyandang disabilitas.

Menjadi Agen Perubahan Dimulai dari Diri Sendiri

Orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas memiliki potensi besar untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap anak-anak mereka. Namun, mengubah pemikiran global bukanlah tugas yang mudah. Proses ini dimulai dari diri sendiri, dengan kerjasama antar pasangan yang penting untuk menjalani kehidupan yang harmonis.

Jika ada keraguan atau kebingungan, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan ahlinya daripada mendengarkan tetangga. Meskipun mungkin memerlukan biaya tambahan, konsultasi ini dapat membantu keluar dari keterpurukan dan rasa bersalah yang sering kali muncul.

Menghadapi Tantangan dari Lingkungan Sosial

Tidak jarang, tetangga bisa menjadi penyebab iri hati dan komentar negatif. Mengabaikan omongan yang tidak perlu dan menjaga jarak dari potensi konflik dapat membantu menjaga kesejahteraan keluarga. Menjauh dari tekanan sosial ini memungkinkan keluarga untuk fokus pada proses pembesaran anak, yang pada dasarnya hanya dapat dipahami dalam inti keluarga.

Hubungan dengan Mertua dan Kerabat Terdekat

Bukan berarti memutus tali silaturahmi, tetapi orang tua perlu menegaskan konsistensi terhadap pilihan pola asuh anak mereka. Memberikan pemahaman kepada mertua dan kerabat terdekat dapat membantu mereka melihat bahwa keputusan yang diambil oleh orang tua memiliki dasar yang kuat, meskipun berbeda dengan pola asuh mereka sendiri.

Membesarkan Anak Bukan Investasi, Tetapi Tanggung Jawab dan Anugerah

Penting dicatat bahwa menjadi orang tua yang baik tidak hanya tentang menyediakan fasilitas dan memenuhi keinginan anak. Lebih dari itu, menjadi orang tua yang baik adalah tentang memahami karakter dan kebutuhan setiap anak. Anak bukanlah sekadar investasi yang dibesarkan untuk dipetik hasilnya, melainkan titipan Tuhan yang harus dibesarkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat melanjutkan kehidupan mereka menjadi lebih baik dari generasi sebelumnya.

Sumber:

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=19028

Penulis : Ivas Salsabilla

Editor : Rizky Ramadhani

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Artikel

To Top